Kelompok 6
Anggota : Rossa Mentari Putri (101301010)
Konsep : Belajar sambil bermain
Perencanaan
A.
Pendahuluan
Guru ataupun pengajar memiliki tugas
dan tanggung jawab yang besar dan perlu diperhatikan secara serius. Tidak hanya
ilmu dan pengetahuan yang dilihat dan dipelajari seorang murid terhadap
gurunya, namun sikap dan moral juga akan dicontoh oleh murid. Mengajar bukanlah
suatu kegiatan yang mudah, hal ini memerlukan pengetahuan dan praktik mengajar
yang baik.
Ilmu Paedagogi sangat diperlukan
untuk menjadi pedoman dalam mengajar. Dalam Paedagogi, mengajar bukan hanya
sebatas memiliki ilmu dan menyampaikan ilmu tersebut, namun terdapat seni
Paedagogi untuk mengajar. Perlu diperhatikan juga cara menyampaikan ilmu
tersebut, interaksi, improvisasi, dan ekspresi. Intinya, kegiatan pembelajaran
sesungguhnya merupakan kombinasi antara ilmu dan seni.
Selain itu, tidak hanya mempelajari
teori Paedagogi, namun harus mengetahui dan mempelajari praktik Paedagogi.
Dengan kata lain, tidak sekadar harus dipahami, melainkan juga mengetahui
bagaimana cara mengaplikasikannya. Paedagogi dapat memfasilitasi dan menjadi
pedoman bagi calon guru dan juga guru ataupun pengajar.
Hal ini berhubungan dengan konsep micro teaching, dimana Micro berarti
kecil, terbatas, sempit. Teaching berarti mendidik atau menajar. Micro Teaching
berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau
disederhanakan. Hal ini memberikan kesempatan bagi pengajar untuk melatih
kemampuan interaksi nya dengan murid dan juga sarana untuk mempersiapkan diri
dalam menghadapi pengajaran yang lebih komplek yaitu kelas yang sebenarnya.
Disinilah kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu menjadi seni mengajar dan
mempraktikkan teori yang telah dipelajari.
Pelajaran yang diajarkan dalam kegiatan micro teaching ini adalah bahasa
Inggris. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada zaman yang serba canggih ini, bahasa
Inggris merupakan salah satu bahasa yang sangat penting. Sebagian besar alat
elektronik seperti komputer, ipad,
dan lain sebagainya juga menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
perangkatnya. Bahasa Inggris adalah world language yang dapat digunakan
hampir di seluruh dunia. Sangat banyak keuntungan yang dapat diperoleh jika
dapat menguasai bahasa Inggris, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Termasuk
ketika searching di dunia maya, sangat
banyak artikel, karya ilmiah, ataupun hasil penelitian yang ditulis dalam
bahasa Inggris yang dapat menambah wawasan kita.
Anak-anak diharapkan mempunyai
kesempatan mempelajari bahasa internasional ini sejak dini. Jika sejak kecil
sudah dipelajari, maka akan menjadi bekal yang sangat berguna baginya setelah
dewasa. Oleh sebab itulah, pelajaran yang diberikan dalam kegiatan micro teaching ini adalah bahasa
Inggris. Tingkat kesulitan yang diberikan juga disesuaikan dengan kemampuan
mereka. Tujuan pelaksanaan micro teaching
ini salah satunya adalah agar anak dapat lebih termotivasi lagi untuk
belajar bahasa Inggris setelah mereka mengetahui pentingnya bahasa Inggris
untuk masa depan mereka.
B. Landasan Teori
- Paedagogi
praktis
Penting
untuk kita mengetahui bahwa Paedagogi bukan hanya sekedar kita mengetahui serta
memahami pengertiannya namun bagaimana pengaplikasiannya. Nah hal inilah yang
melahirkan apa yang disebutkan sebagai Paedagogi Praktis. Salah satu fungsi
penelitian paedagogis adalah untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu
memodifikasi paedagogi. Tujuan ini melahirkan paedagogi praktis.
Based on our micro teaching activities
(eaaaaak!)
Kita
semua telah mengetahui bagaimana keberadaan paedagogi itu nah sekarang tinggal
bagaimana kita mengaplikasikannya. Berdasarkan kegiatan micro teaching yang
kita lakukan ada beberapa pengaplikasian berdasarkan unsur paedagogis. Sebagai
contoh bagaimana kita sebagai tim pengajar membentuk sebuah konsep mengajar
kepada anak-anak agar mereka memahami materi ajar. Dalam hal ini, kemaren kami
mengadakan beberapa tahapan untuk dapat memahami beberapa pekerjaan dalam
bahasa Inggris. Kami memulai dengan:
1.
Menunjukkan media ajar
Media ajar dalam artian kami sengaja
menyiapkan gambar pendukung (cth: gambar seorang pilot kemudian pada bagian
bawah tertera bahasa Inggris dari Pilot yakni PILOT)
2.
Memberikan contoh cara membaca
Kami kemudian membacakan dengan jelas
dan tegas bagaimana kata “PILOT” dalam bahasa Inggris dibacakan
3.
Mengajak peserta didik untuk mengulang bagaimana
cara membacakan kata “PILOT”
4.
Meminta peserta didik untuk mengeja ke dalam
bahasa Inggris
Nah tahapan ini kami lakukan karena
penting untuk menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik, agar tidak juga
terlalu cepat dalam memberikan bahan ajar dan juga tidak terlalu lambat
sehingga peserta didik mampu memahami dan mengingat untuk selanjutnya.
- Prinsip-prinsip
Proses Paedagogis
Beberapa
prinsip-prisip Paedagogis adalah:
1.
Kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari
proses paedagogis (Addine, 2001), dalam artian bahwa setiap proses paedagogis
harus terstruktur. Seperti apa yang telah kami lakukan, bahwa kami membagi
proses mengajar kami menjadi 3 bagian yakni:
§
Ice breaking atau pengenalan
Dalam bagian ini kami masing-masing
sebagai pendidik memperkenalkan diri kemudian juga kami meminta para peserta
didik untuk memperkenalkan diri mereka. Kami juga menanyakan bagaimana
ketertarikan mereka terhadap pelajaran Bahasa Inggris, bagaimana nilai yang
mereka peroleh di sekolah untuk setiap mata pelajaran Bahasa Inggris, dll. Hal
ini kami lakukan tentunya dengan maksud agar antara kami sebagai pengajar dan
para peserta didik dimulai dengan sesuatu yang ringan sehingga untuk proses
selanjutnya akan menjadi lancar
§
Memasuki materi ajar
Bagian yang kedua ini sudah kami
mulai dengan materi ajar. Dimana kami mulai dengan menunjukkan media ajar
(gambar), kami membacakan pronunciation
atau bagaimana cara pelafalan kata-kata dalam bahasa Inggris, kemudian meminta
peserta didik untuk mengeja, selanjutnya meminta mereka untuk menuliskan
kalimat menggunakan kata-kata yang sudah dipaparkan sebelumnya. Peserta didik
yang aktif (yang mampu menjawab, mau menulis kalimat di papan tulis) kami
berikan bintang sebagai penghargaan
§
Penutup
Pada bagian ini kami mengadakan games, nah
ini adalah hal yang paling dinantikan oleh peserta didik kami. Games kami
berikan untuk membukakan suatu pelajaran bagi mereka. Pada akhir dari games,
kami meminta beberapa anak untuk memberikan pendapat mereka mengenai pelajaran
apa yang mereka dapatkan melalui games yang kami berikan (dalam hal ini games
yang kami berikan adalah estafet karet) dan para peserta didik banyak
memberikan pendapat dimana games ini mengajarkan mereka untuk mengontrol emosi
mereka, mengikat kebersamaan, kesabaran, dsb hingga pada bagian akhir kami
mengucapkan terimakasih atas partisipasi para peserta didik pada hari itu
2.
Adanya kekhususan atau karakteristik yang
berbeda pada setiap anggota yang memiliki hak untuk dipertimbangkan dan
dihormati
Dalam proses micro teaching yang kami
lakukan, terdapat beberapa anak yang sangat aktif dan bahkan ada yang sangat
pemalu. Kami tentunya berusaha untuk memberikan taktik-taktik tertentu.
Misalkan untuk anak yang sangat aktif, kami tidak menutup kesempatan untuk
mereka mengutarakan jawaban atau komentar mereka namun pada sesi yang lain kami
juga membatasi si penjawab dengan maksud agar anak lain yang belum menjawab
juga mempunyai kesempatan untuk menjawab. Sedangkan untuk anak yang sangat
pemalu, kami secara khusus sering menyebut nama mereka untuk menjawab atau
sekedar memberikan komentar, terkadang kami juga perlu usaha yang extra untuk meminta mereka menjawab
seperti membujuk mereka, mendekati kursi mereka dan meminta mereka menjawab, atau sekedar membisikkan kepada
mereka kata-kata semangat kalau mereka juga mampu seperti anak-anak lain untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
3.
Istilah pendidik dan pengajar tidak dapat
dipertukarkan tetapi saling melengkapi
Prinsip ini mengarah kepada
pengertian bahwa ketika seseorang menempuh pendidikan, maka ia harus menjalani
proses pembelajaran yang baik
4.
Proses paedagogis menggamit prinsip bahwa domain
kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana yang kering
Hal ini berarti bahwa proses
paedagogis harus terstruktur berdasarkan kesatuan dan hubungan antara kondisi
manusia. Jadi seorang peserta didik mungkin saja mempunyai pemahaman sendiri
bagaimana dunia di sekitarnya dan dunianya sendiri sehingga pemahaman inilah
yang tentunya akan mempengaruhi bagaimana mereka bertindak serta merasakan
sesuatu
5.
Masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi
dan kepribadian saling terkait satu sama lain
C.
Alat dan Bahan
Dalam melakukan microteaching ini, adapun alat dan bahan yang kami perlukan yaitu :
1. Gambar (alat peraga)
2. White Board dan Spidol
3. Kamera digital
4. Sedotan
5. Karet gelang
6. Bintang dari kertas
7. Beberapa hadiah (reward)
D.
Peserta
Yang akan menjadi peserta dalam kegiatan
microteaching ini adalah anak-anak sekolah minggu di Gereja Katolik Santa Maria Ratu Rosario (Jl. Binjai Km 8,5),
yang berjumlah sebanyak 10 anak.
E. Jadwal Kegiatan
F. Taksiran Biaya
Alat dan bahan : 50.000,-
Reward : 50.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar