Postingan saya kali ini akan membahas sedikit tentang apa sih itu mengajar , bagaimana ahli padegogis berkarya, dan bagaimana dengan paradigma belajar itu sendiri.
Nah, Mengajar berasal dari kata ajar
yang bermakna memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman,
pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek tertentu diketahui atau
dipahami. Dalam aktivitas mengajar ada elemen-elemen yang tidak
terlepaskan yaitu tujuan, bahan ajar, interaksi guru siswa dengan
perekat kemampuan pengelolaan kelas, dan evaluasi, dengan hasil belajar
sebagai produknya. Dalam mengajar, tidak harus melakukan tatap muka antara pengajar dan pembelajar.
2. Kemudian mengenai ahli pedagogis itu sendiri harus bisa :
· Menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan mampu menhkomunikasikan dengan baik
· Mampu mengatasi kendala yang menghambat kemajuan belajar
· Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat
· dll
3.
Selanjutnya adalah mengenai paradigma belajar , yaitu bagaimana
guru dapat mengontrol dan melihat dengan jelas apa yang terjadi
dikelasnya? Untuk dapat melihat dengan baik ,guru harus tahu alat apa
yang akan dicari dan ditemukan. Dengan demikian guru harus memiliki
perspektif. Guru yang memiliki perspektif adalah mereka yang
berpengalaman dalam pengaturan sekolah dan memiliki struktur konseptual
untuk memahami peristiwa di kelas. Guru tidak hanya harus mampu melihat
apa yang terjadi di kelas, melainkan juga perlu mengetahui apa yang
harus dilakukan tentang apa yang dilihat. Maksudnya guru sudah memiliki
metode belajar yang efektif yang sesuai dengan murid-muridnya. Adapun 5
metode/strategi mengajar yang dapat digunakan guru adalah
1. Pelatihan
dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan
lanjutan dengan tujuan jelas, melaksanakan pembelajaran dengan
langkah-langkah tertentu, dan memperkuat setiap kemajuan.
2. Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapt dipahami, mudah diproses, dan diingat.
3. Mencari
dan menemukan, yaitu pembelajaran keterampilan berpikir, pemecahan
masalah, dan kreativitas melalui penyelidikan dan penemuan.
4. Kelompok
dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja sama secara kooperatif pada
pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan
melalui proses kelompok.
5. Pengalaman
dan refleksi, yaitu mengaktifkan siswa untuk merefleksikan pembelajaran
yang terjadi dilingkungan kerja, magang, studi wisata atau kegiatan di
luar ruangan.
Kelima strategi diatas dapat digunakan dengan materi pelajaran dan pengaturan apapun disetiap kelompok usia siswa.
sumber : Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar