Selasa, 15 Februari 2011

Prinsip Learner-Center

Apakah efektif untuk diterapkan untuk semua mata pelajaran?
Learner Center Psychological Principle. Prinsip-prinsip ini menandung implikasi penting bagi cara guru merancang dan mengajar, karena prnsip-prinsip tersebut didasarkan pada riset tentang cara belajar paling efektif bagi murid. Learner Center Psychological Principle percaya bahwa selama dekade yang lalu riset psikologi yang relevan dengan pendidikan telah memberikan banyak informasi, dan meningkatkan pemahaman kita tentang aspek kognitif, emosional dan kontekstual dari pembelajaran. Kelompok kerja ini menyatakan bahwa prinsip psikologi learner-centered yang mereka usulkan telah didukung secara luas dan semakin banyak diadopsi dibanyak kelas. Prinsip ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Menurut kelompok kerja ini, pendididkan akan lebih baik bila fokus utamanya adalah pada orang yang belajar. Pendekatan learner-centered ini memberikan banyak hal positif. Prinsip tersebut mendorong guru untuk membantu murid secara aktif mengkonstruksi pemahaman mereka , menentukan tujuan dan rencana, berpikir mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran mereka, memecahkan problem dunia nyata, mengembangkan rasa percaya diri yang positif dan mengontrol diri, memotivasi diri sendiri, belajar seuai dengan level perkembangan, bekerja sama secara efektif denagn orang lain, mengevaluasi preferensi mereka, dan memenuhi standar.
Akan tetapi dengan semua ini diatas, apakah ini sudah efektif??

Pendekatan ini terlalu banyak memperhatikan proses pembelajaran ( seperti belajar aktif dan kolaboratif) tetapi tidak cukup untuk memperhatikan kandungan akademikya. Instruksi learner-centered akan lebih baik untuk beberapa pelajaran dibanding pelajaran yang lainnya. Jadi kita harus menyesuaikan penggunaan prinsip ini. Kita harus bisa menentukan pelajaran-pelajaran apa yang cocok diterapkan dengan prinsip ini.
Selain itu juga prinsip learner-centered kurang efektif di level pengajaran awal untuk suatu pelajaran karena murid belum tentu punya pengetahuan memadai untuk membuat keputusan tentang bagaimana dan apa yang harus mereka pelajari.
Instruksi ini juga terdapat gap antara level teoritis dari pembelajaran yang berpusat pada murid dengan aplikasi aktualnya. Konsekuensi implementasi strategi learner-centered dikelas sering kali jauh lebih menyulitkan ketimbang yang diperkirakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar